Sejarah Singkat Gerakan Papua Merdeka

Sejarah Singkat Gerakan Papua Merdeka - Tanggal 28 Juli 1965 adalah awal dari gerakan-gerakan kemerdekaan Papua Barat yang ditempeli satu label yaitu OPM (Organisasi Papua Merdeka). Lahirnya OPM di kota Manokwari pada tanggal itu ditandai dengan penyerangan orang-orang Arfak terhadap barak pasukan Batalyon 751 (Brawijaya) di mana tiga orang anggota kesatuan itu dibunuh. 

Picu "proklamasi OPM" yang pertama itu adalah penolakan para anggota Batalyon Papua (PVK = Papoea Vrijwilligers Korps ) dari suku Arfak dan Biak untuk didemobilisasi, serta penahanan orang-orang Arfak yang mengeluh ke penguasa setempat karena pengangguran yang tinggi serta kekurangan pangan di kalangan suku itu.

Pada tanggal 14 Desember 1988, sekitar 60 orang berkumpul di stadion Mandala di kota Jayapura, untuk menghadiri upacara pembacaan "proklamasi OPM" serta "pengibaran bendera OPM" yang kesekian kali. Peristiwa ini agak berbeda dari peristiwa-peristiwa serupa sebelumnya.Pertama kalinya, bukan bendera Papua Barat hasil rancangan seorang Belanda di masa pemerintahan Belanda yang dikibarkan, melainkan sebuah bendera baru rancangan si pembaca proklamasi, Thomas Wanggai, yang dijahit oleh isterinya yang berkebangsaan Jepang, Ny. Teruko Wanggai.

Tonggak sejarah yang pertama adalah pencetusan berdirinya OPM di Manokwari, tanggal 26 Juli 1965. Gerakan itu merembet hampir ke seluruh daerah Kepala Burung, dan berlangsung selama dua tahun. Tokoh pemimpin kharismatis gerakan ini adalah Johan Ariks, yang waktu itu sudah berumur 75 tahun. Sedangkan tokoh-tokoh pimpinan militernya adalah dua bersaudara Mandatjan, Lodewijk dan Barends, serta dua bersaudara Awom, Ferry dan Perminas. 

Inti kekuatan tempur gerakan itu adalah para bekas anggota PVK, atau yang dikenal dengan sebutan Batalyon Papua. Ariks dan Mandatjan bersaudara adalah tokoh-tokoh asli dari Pegunungan Arfak di Kabupaten Manokwari, sedangkan kedua bersaudara Awom adalah migran suku Biak yang memang banyak terdapat di Manokwari.(2) Sebelum terjun dalam pemberontakan bersenjata itu, Ariks adalah pemimpin partai politik bernama Persatuan Orang New Guinea (PONG) yang berbasis di Manokwari dan terutama beranggotakan orang-orang Arfak. Tujuan partai ini adalah mencapai kemerdekaan penuh bagi Papua Barat.

Empat tahun sesudah pemberontakan OPM di daerah Kepala Burung dapat dipadamkan oleh pasukan-pasukan elit RPKAD di bawah komando almarhum Sarwo Edhie Wibowo, "proklamasi OPM" kedua tercetus. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 1 Juli 1971 di suatu tempat di Desa Waris, Kabupaten Jayapura, dekat perbatasan Papua Niugini, yang dijuluki (Markas) Victoria, yang kemudian dijuluki dalam kosakata rakyat Irian Jaya, "Mavik".

Pencetusnya juga berasal dari angkatan bersenjata, tapi bukan seorang bekas tentara didikan Belanda, melainkan seorang bekas bintara didikan Indonesia, Seth Jafet Rumkorem - Sejarah Gerakan Papua Merdeka. Seperti juga Ferry Awom yang memimpin pemberontakan OPM di daerah Kepala Burung, Rumkorem juga berasal dari suku Biak. Ironisnya, ia adalah putera dari Lukas Rumkorem, seorang pejuang Merah Putih di Biak, yang di bulan Oktober 1949 menandai berdirinya Partai Indonesia Merdeka (PIM) dengan menanam pohon kasuarina di Kampung Bosnik di Biak Timur.

Sebagai putera dari seorang pejuang Merah Putih, Seth Jafet Rumkorem tadinya menyambut kedatangan pemerintah dan tentara Indonesia dengan tangan terbuka. Ia meninggalkan pekerjaannya sebagai penata buku di kantor KLM di Biak, dan masuk TNI/AD yang memungkinkan ia mengikuti latihan kemiliteran di Cimahi, Jawa Barat, sebelum ditempatkan di Irian Jaya dengan pangkat Letnan Satu bidang Intelligence di bawah pasukan Diponegoro. Namun kekesalannya menyaksikan berbagai pelanggaran hak-hak asasi manusia menjelang Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) 1969, mendorong ia masuk ke hutan bersama-sama para aktivis OPM dari daerah Jayapura sendiri.

Pada tanggal 26 April 1984, pemerintah Indonesia melakukan "sesuatu" yang justru semakin menumbuhkan kesadaran nasional Papua di Irian Jaya, yakni menciptakan seorang martir yang kenangannya (untuk sementara waktu) mempersatukan berbagai kelompok OPM yang saling bertikai. Pada tanggal itulah seorang tokoh budayawan terkemuka asal Irian Jaya, Arnold Clemens Ap, ditembak di pantai Pasir Enam, sebelah timur kota Jayapura, pada saat Ap sedang menunggu perahu bermotor yang konon akan mengungsikannya ke Vanimo, Papua Niugini, ke mana isteri, anak-anak, dan sejumlah teman Arnold Ap telah mengungsi terlebih dahulu tanggal 7 Februari 1984.

Arnold Ap yang lahir di Biak tanggal 1 Juli 1945, menyelesaikan studi Sarjana Muda Geografi dari Universitas Cenderawasih, Abepura. Di masa kemahasiswaannya, ia turut bersama sejumlah mahasiswa Uncen yang lama dalam demonstrasi-demonstrasi di saat kunjungan utusan PBB, Ortiz Sans, untuk mengevaluasi hasil Pepera 1969.

Sesudah hasil Pepera mendapatkan pengesahan oleh PBB, tampaknya ia menyadari bahwa pendirian suatu negara Papua Barat yang terpisah dari Indonesia terlalu kecil kansnya dalam waktu singkat. Ia kemudian berusaha memperjuangkan agar orang Irian dapat mempertahankan identitas kebudayaan mereka, walaupun tetap berada dalam konteks negara Republik Indonesia.

Dengan pelan tapi pasti, suatu gerakan kebangkitan kebudayaan Irian sedang terjadi, dimotori oleh Arnold Ap. Tampaknya, popularitas Arnold Ap dengan Kelompok Mambesak-nya itu kemudian membangkitkan kecurigaan aparat keamanan Indonesia, bahwa gerakan kebangkitan kebudayaan Irian itu hanyalah suatu "bungkus kultural" bagi "bahaya laten" nasionalisme Papua. Walhasil, Arnold mulai berurusan dengan aparat keamanan di Jayapura. Tapi karena tak dapat dibuktikan bahwa ia melakukan sesuatu yang "subversif" atau bersifat "makar", ia tak dapat ditahan.

Keadaan itu berubah drastis di penghujung tahun 1983, ketika pasukan elit Kopasandha yang ditugaskan di Irian Jaya, berusaha membongkar seluruh jaringan simpatisan OPM yang mereka curigai ada di kampus dan di instansi-instansi pemerintah di Jayapura, dan menumpasnya once and for all. Arnold dianggap merupakan "kunci" untuk membongkar jaringan "OPM kota" itu. Walhasil, pada tanggal 30 November 1983, Arnold ditahan oleh satuan Kopassanda yang berbasis di Jayapura. Sebelum dan sesudahnya, sekitar 20 orang Irian lain, yang umumnya bergerak di lingkungan Uncen maupun Kantor Gubernur Irian Jaya, juga ditahan untuk diselidiki aspirasi politik dan kaitan mereka dengan gerilya OPM di hutan dan di luar negeri.

Di tengah-tengah gejolak politik beginilah, "tawaran" kepada Arnold dkk untuk melarikan diri dari tahanan Polda guna menyusul keluarga dan kawan-kawan mereka di Vanimo, tampaknya sangat menggiurkan. Celakanya, tawaran itu tampaknya hanyalah suatu jebakan, yang berakhir dengan meninggalnya sang budayawan di RS Aryoko, Jayapura, tanggal 26 April 1984. Sekitar lima ratus orang ikut mengantar jenazah sang seniman ke tempat peristirahatannya yang terakhir di pekuburan Kristen Abe Pantai, berdampingan dengan makam sahabat dan saudaranya, Eddy Mofu, yang sudah meninggal pada hari pertama pelarian mereka dari tahanan pada hari Minggu Paskah, 22 April 1984.

Tanggal 14 Desember 1988 "Proklamasi dan pengibaran bendera OPM" yang dilakukan Tom Wanggai di stadion Mandala, Jayapura, sangat berbeda dari pada berbagai proklamasi dan pengibaran bendera OPM sebelumnya. Tampaknya cendekiawan asli Irian asal Serui ini, sudah berpamitan dengan (sebagian besar) bekal historis OPM yang sebelumnya. Bendera "Melanesia Barat" yang dikibarkannya, berbeda dari bendera "Papua Barat" yang sebelumnya.

Konon menurut ceritera, bendera "Papua Barat" yang sebelumnya, termasuk yang dikibarkan Seth Jafet Rumkorem di Markas Victoria pada tanggal 1 Juli 1971, dirancang oleh seorang bangsa Belanda yang lazim dipanggil "Meneer Blauwwit", mertua tokoh OPM tua di Belanda, Nicholaas Jouwe. Ketiga warnanya - merah, putih, dan biru - meniru ketiga warna bendera Belanda.

Sedang ke-13 garis warna putih dan biru, menandakan ke-13 propinsi dalam negara Papua Barat yang akan dibentuk, seandainya Soekarno tidak segera mengintervensi dengan Tri Komando Rakyatnya - Sejarah Gerakan Papua Merdeka. Hanya bintang putih di atas landasan merah di bendera Papua Barat itu memberikan unsur "pribumi" pada bendera Papua Barat ciptaan Belanda itu. Itulah bintang kejora, sampari dalam bahasa Biak, yakni lambang kemakmuran yang akan datang dalam mitologi Koreri.

Juga "lagu kebangsaan" OPM berjudul "Hai Tanahku, Papua", yang sering dinyanyikan dalam upacara-upacara OPM, adalah ciptaan seorang Belanda, Pendeta Ishak Samuel Kijne. Nama pendeta seniman itu diabadikan dalam STT GKI Irja di Abepura. Tampaknya, lagu kebangsaan lama itu pun sudah ditinggalkan oleh Tom Wanggai. Sedangkan "wawasan nasional" atau wilayah negara merdeka yang dicita-citakannya juga tidak lagi terbatas pada wilayah Papua Barat yang diancang-ancang oleh Belanda dan diresmikan oleh Rumkorem.

DAFTAR PUSTAKA

Haramain, A. Malik. 2004. Gus Dur, Militer, Dan Politik. Yogyakarta: LKiS

Swasono, Sri-Edi. 2001. Reformasi Menjadi Deformasi: Dari Lengser Ke Lengser. Jakarta: Universitas Indonesia

Sejarah Singkat Laksamana Cheng Ho

Sejarah Singkat Laksamana Cheng Ho - Dalam sejarah Indonesia, Laksamana Sam Po Kong dikenal dengan nama Zheng He, Cheng Ho, Sam Po Toa Lang, Sam Po Thay Jien, Sam Po Thay Kam, dan lain-lain. Laksamana Sam Po Kong berasal dari bangsa Hui, salah satu bangsa minoritas Tionghoa. Laksamana Cheng Ho adalah sosok bahariawan muslim Tionghoa yang tangguh dan berjasa besar terhadap pembauran, penyebaran, serta perkembangan Islam di Nusantara.

Cheng Ho (1371 – 1435) adalah pria muslim keturunan Tionghoa, berasal dari propinsi Yunnan di Asia Barat Daya. Ia lahir dari keluarga muslim taat dan telah menjalankan ibadah haji yang dikenal dengan haji Ma. Konon, pada usia sekitar 10 tahun Cheng Ho ditangkap oleh tentara Ming di Yunnan. Pangeran dari Yen, Chung Ti, tertarik melihat Cheng Ho kecil yang pintar, tampan, dan taat beribadah. Kemudian ia dijadikan anak asuh. Cheng Ho tumbuh menjadi pemuda pemberani dan brilian. Di kemudian hari ia memegang posisi penting sebagai Admiral Utama dalam angkatan perang.

Pada saat kaisar Cheung Tsu berkuasa, Cheng Ho diangkat menjadi admiral utama armada laut untuk memimpin ekspedisi pertama ke laut selatan pada tahun 1406. Sebagai admiral, Cheng Ho telah tujuh kali melakukan ekspedisi ke Asia Barat Daya dan Asia Tenggara. Selama 28 tahun (1405 – 1433 M) Cheng Ho telah melakukan pelayaran muhibah ke berbagai penjuru dunia dengan memimpin kurang lebih 208 kapal berukuran besar, menengah, dan kecil yang disertai dengan kurang lebih 27.800 awak kapal.

Misi muhibah pelayaran yang dilaksanakan oleh Laksamana Cheng Ho bukan untuk melaksanakan ekspansi, melainkan melaksanakan misi perdagangan, diplomatik, perdamaian, dan persahabatan. Ini merupakan pelayaran yang menakjubkan, berbeda dengan pengembaraan yang dilakukan oleh pelaut Barat seperti Cristopherus Colombus, Vasco da Gamma, atau pun Magelhaes.

Sebagai bahariawan besar sepanjang sejarah pelayaran dunia - Sejarah Laksamana Cheng Ho, kurang lebih selama 28 tahun telah tercipta 24 peta navigasi yang berisi peta mengenai geografi lautan. Selain itu, Cheng Ho sebagai muslim Tiong Hoa, berperan penting dalam menyebarkan agama Islam di Nusantara dan kawasan Asia Tenggara.

Pada perjalanan pelayaran muhibah ke-7, Cheng Ho telah berhasil menjalankan misi kaisar Ming Ta'i-Teu (berkuasa tahun 1368 – 1398), yaitu misi melaksanakan ibadah haji bagi keluarga istana Ming pada tahun 1432 – 1433. Misi ibadah haji ini sengaja dirahasiakan karena pada saat itu, bagi keluarga istana Ming menjalankan ibadah haji secara terbuka sama halnya dengan membuka selubung latar belakang kesukuan dan agama.

Untuk mengesankan bahwa pelayaran haji ini tidak ada hubungannya dengan keluarga istana, sengaja diutus Hung Pao sebagai pimpinan rombongan. Rombongan haji itu tidak diikuti oleh semua armada dalam rombongan ekspedisi ke-7. Rombongan haji ini berangkat dari Calleut (kuli, kota kuno) di India menuju Mekkah (Tien Fang).

Demikianlah misi perjuangan dan misi rahasia menunaikan ibadah haji yang dijalankan Cheng Ho, dan misi tersebut berhasil. Akan tetapi Cheng Ho merasa sedih karena tidak bisa bebas berlayar menuju tanah leluhurnya, Mekkah, untuk beribadah haji dan berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW. Sebelumnya, pada ekspedisi ke-5, armada Cheng Ho telah berhasil mencapai pantai timur Afrika dalam waktu tiga tahun. Dalam kesempatan tersebut, armada Cheng Ho berkunjung ke kerajaan di Semenanjung Arabiah dan menunaikan panggilan Allah ke Mekkah.

Sejarah tentang perjalanan muhibah Cheng Ho, hingga saat ini masih tetap diminati oleh berbagai kalangan, baik kalangan masyarakat Indonesia pada umumnya, maupun masyarakat keturunan Tionghoa. Chneg Ho telah menjadi duta pembauran negeri Tiongkok untuk Indonesia yang diutus oleh kaisar Dinasti Ming pada tahun Yong Le ke-3 (1405). Dalam tujuh kali perjalanan muhibahnya ke Indonesia, Laksamana Cheng Ho berkunjung ke Sumatera dan Pulau Jawa sebanyak enam kali.

Kunjungan pertama adalah ke Jawa, Samudera Pasai, Lamrbi (Aceh Raya), dan Palembang. Sebagian besar daerah yang pernah dikunjungi Cheng Ho menjadi pusat dagang dan dakwah, diantaranya Palembang, Aceh, Batak, Pulau Gresik, Semarang (di sekitar Gedong Batu), Surabaya, Mojokerto, Sunda Kelapa, Ancol, dan lain-lain. Gerakan dakwah pada masa itu telah mendorong kemajuan usaha perdagangan dan perekonomian di Indonesia.

Dalam perjalanan muhibahnya - Sejarah Singkat Laksamana Cheng Ho, setiap kali singgah di suatu daerah ia banyak menciptakan pembauran melalui bidang perdagangan, pertanian, dan peternakan. Misi muhibah yang dilakukan Cheng Ho memberikan mamfaat yang besar bagi negeri yang dikunjunginya.

DAFTAR PUSTAKA :

Majalah Percikan Iman No. 9 Tahun II September 2001

http://muslimdaily.net/artikel/studiislam/laksamana-cheng-ho---penjelajah-muslim-dari-tiongkok.html

Muslim Tionghoa Cheng Ho: misteri perjalanan muhibah di Nusantara, Yayasan Obor Indonesia, 2000.

Munculnya Istilah Filsafat Sejarah

Sejarah Istilah Filsafat Sejarah - Lahirnya filsafat sejarah, menurut peneliti modern, karena kecenderungan manusia yang terkenal sebagai "hewan sejarah". Manusia, sejak zaman kuno tidak henti-hentinya mengamati peristiwa sejarah yang ada dan terjadi disekitarnya. Mereka juga merenungkan maknanya, mencari suatu hubungan yang bisa menguraikan geraknya- dari segi faktor-faktor yang membangkitkannya dan dari akibat-akibat yang dihasilkannya. Sebatas pengalaman yang dimiliki.

Rasa ingin tahu dan kesadaran untuk mencari yang dimiliki manusia, merupakan musabab lahirnya filsafat sejarah. Keingintahuan manusia tentang peristiwa yang telah terjadi, dan tergerak pada bangsa, masyarakat atau individual tertentu, bermuara pada pemahaman dan pengkajian peristiwa secara filosofis.

Istilah filsafat sejarah itu sendiri sebenarnya, bukan berarti pengalihan dari penggabungan dua arti secara etimologis, yaitu kata filsafat dan sejarah, tetapi lebih dari itu, sebagai pembahasan satu disiplin. Ia memiliki wawasan, pembahasan, metode, paradigma atau persfektif tersendiri.

Apabila ditilik dari penggunaan istilahnya, ahli yang mula-mula menggunakan istilah filsafat sejarah adalah Voltaire. Mula-mula Voltaire menggunakannya dalam kata pengantar karyanya yang berjudul Essay sur les moerre et l'espirit de nations. Kata pengantar buku itu sendiri berjudul Philosophie de l'historie, yang berarti filsafat sejarah.

Buku tersebut merupakan kumpulan artikel yang ditulis Voltaire dalam rentang tahun 1753-1758 M. Sejak saat itu, tepatnya pada saat istilah itu digunakan pada tahun 1756 M, istilah filsafat sejarah sudah mulai dikenal secara luas oleh masyarakat.

Voltaire, dengan demikian, terkenal sebagai tokoh yang mula-mula menggunakan istilah filsafat sejarah. Hanya saja dalam penyusunan dan perentangan definisi suatu istilah, dengan ruang lingkup kajian filsafat sejarah secara sistematis dan panjang lebar, istilah itu dipopulerkan oleh Herder. Herder mengungkapkannya dalam karya enam jilidnya yang berjudul Ideen sur Philosophie der geschichte der menscheit. Herder lah yang mula-mula merumuskan ranah pembahasan dan permasalahan filsafat sejarah.

Menurut sebagian ahli, istilah filsafat sejarah itu sendiri kadang-kadang cenderung disamakan dengan istilah "teori sejarah". Akan tetapi diakui, berdasarkan kenyataan, istilah filsafat sejarah lebih popular digunakan ahli sejarah, terutama ahli sejarah negeri Belanda. Adapun di Inggris, Jerman dan Prancis memakai padanan istilah dengan "sejarah filsafat".

Pendefinisian Filsafat Sejarah, Nouruzzaman Shiddiqie mendefinisikan filsafat sejarah atau yang disebut dengan Philosophical History adalah sebagai upaya: ……Pengkajian dan penelaahan peristiwa-peristiwa sejarah dengan mempetimbangkan kebenaran dan kepalsuannya. 

Disamping itu, dia memberikan komentar-komentar dan stimulant-stimulan, baik yang lahir maupun yang tersembunyi. Selanjutnya, dia menunjukan pula tantangan-tantangan dan jawaban-jawaban yang diberikan pada masa itu.

Bahkan juga, dia meramalkan kemungkinan akan kembalinya peristiwa yang seperti itu, serta memberikan jalan keluar bagaimana cara mencegahnya, agar jangan sampai terjadi kembali, jika peristiwa itu tidak menyenangkan. Dia juga memperbandingkan peristiwa itu dengan peristiwa lain yang serupa, mencari persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya, dan selanjutnya menarik kesimpulan-kesimpulan.

Sementara Zainab al-Hudhairi mendefinisikan filsafat sejarah sebagai tinjauan terhadap peristiwa-peristiwa histotis secara filosofis - Istilah Filsafat Sejarah, untuk mengetahui faktor-faktor esensial yang mengendalikan perjalanan histories itu, untuk kemudian mengikhtisarkan hukum-hukum umum yang tetap, yang mengarahkan pada perkembangan bangsa dan Negara dalam berbagai masa dan generasi.


DAFTAR PUSTAKA :

Buku "Filsafat Sejarah dalam ISLAM" Drs. Misri A. Muchsin, MA.
http://www.academia.edu/2414615/FILSAFAT_SEJARAH

Sejarah Revolusi Buruh Dunia di Jerman

Sejarah Revolusi Buruh Dunia di Jerman (1918-1923) - Sebelum Perang Dunia I, Partai Sosial Demokrat (SPD) di Jerman merupakan partai sosialis terbesar di dunia. Anggotanya mencapai satu juta orang, dengan 90 koran harian, serikat buruh, koperasi, klub olahraga, organisasi-organisasi pemuda, dan ratusan pengurus penuh waktu. Dalam programnya SPD menyatakan diri sebagai "Marxis Revolusioner". Namun pada tahun 1914, Perang Dunia I meletus. SPD, seperti kebanyakan partai sosialis, mencampakkan prinsip-prinsip internasionalisnya dan terseret kelas penguasanya sendiri, ikut-ikutan mendukung perang imperialis. Kelas buruh tersapu gelombang nasionalisme. 

Perang kelas kalah oleh demonstrasi-demonstrasi patriotis, pendaftaran militer secara massal, dan seruan-seruan "persatuan nasional".Kaum Revolusioner sejati di SPD yang dipimpin oleh Rosa Luxemburg, bersama-sama menentang perang. Namun tidak seperti Lenin di usia, Luxemburg tidak pecah dengan kaum sosial demokrat dan mencoba membangun suatu organisasi revolusioner. Terlepas dari kegagalannya, SPD memiliki dukungan hampir dari semua buruh yang terpolitisir. 

Bagi Luxemburg, pecah dengan SPD berarti akan membuat jumlah kaum revolusioner merosot drastis. Ia memandang peran revolusioner adalah untuk membuat argumen-argumen politis daripada untuk mengorganisir buruh-buruh yang paling militan dan paling berkesadaran kelas ke dalam organisasi yang dapat memimpin suatu perjuangan melawan kaum nasionalis dan reformis dalam gerakan buruh. 

Tak lama kemudian, konsensus pro-perang mulai retak. Akhir 1915 pecah demonstrasi-demonstrasi menuntut perdamaian di Berlin. Sayangnya di saat opini kelas buruh mulai berbalik menentang perang, tidak ada organisasi yang bisa menjadi poros perhatian. Baru pada tahun 1916 Luxemburg akhirnya membentuk faksi revolusioner dalam SPD, Liga Spartakis.Revolusi Rusia pada Oktober 1917 memberikan daya penggerak politis bagi kaum buruh dan prajurit Jerman. 

Kaum Bolshevik mulai menjatuhkan buletin-buletin ke prajurit Jerman di Front Timur. Januari 1918, Liga Spartakis telah menyerukan pemogokan massa untuk menuntut perdamaian. 28 Januari, 400.000 buruh mogok kerja di Berlin. September 1918 upaya militer Jerman mulai tergoyahkan. Para perwira mulai mengeluh bahwa anggota-anggotanya "terjangkiti propaganda kiri anti perang." Bentrokan meletus saat para prajurit angkatan laut diperintahkan mengeksekusi Angkatan Laut Inggris. Mereka membangkang. 

Dalam dua hari, buruh-buruh dan prara prajurit mengambil kendali dan menguasai Kiel serta dalam seminggu, Monarki Jerman runtuh. Di seluruh Jerman, dewan-dewan buruh dan prajurit menggantikan otoritas-otoritas sebelumnya.Berlin adalah kota terakhir yang jatuh. SPD susah payah berusaha mengelakkan penggulingan terhadap monarki. Akhirnya Karl Liebknecht, pemimpin Spartakis, yang mengeluarkan seruan untuk pemogokan massa. Pagi berikutnya, para buruh dan prajurit membanjiri Berlin pusat. Slogan-slogan Spartakis digaungkan pula oleh ratusan ribu massa. 

Rezim lama yang sudah tidak mampu mengendalikan situasi akhirnya menyerahkan pemerintahan pada pemimpin sosial demokrat, Ebert. Namun berhadapan dengan angkara massa buruh diluar Reichstag, dia terpaksa mendeklarasikan "Republik Jerman". Dia mengambil kesempatan pada waktunya.Tidak lama kemudian, semua angkatan negara lama, dengan dorongan SPD, mulai merebut kembali kendali. Pemerintah menggelar pemilu parlemen yang mana kekuasaannya berhadap-hadapan dengan dewan-dewan buruh.

Hari-Hari Spartakis
Dalam bara panas perjuangan melawan kontra-revolusi, Partai Komunis Jerman akhirnya terbentuk. Awalnya hanya memiliki beberapa ribu anggota, namun partai ini, yang tidak punya sejarah dan sedikit hubungan riil dengan kelas buruh, yang harus berupaya dan memimpin kaum buruh sepanjang periode intens perjuangan kelas buruh di sejarah Jerman. Meskipun demikian dalam minggu pertama 1919, tumbuhnya kekuatan kaum kiri jauh di atas jalanan tampak tak terbendung. Sedangkan pemerintahan SPD memecat pimpinan polisi yang dipilih oleh dewan buruh dengan harapan bisa memancing pemberontakan prematur.Suatu pemogokan massa mulai dilancarkan. 

Kaum buruh merebut stasiun-stasiun kereta dan 250.000 buruh bergerak ke pusat Berlin. Namun angkatan-angkatan revolusioner berada dalam kondisi semrawut dan terbukti tidak mampu menghentikan suatu percobaan perebutan kekuasaan yang prematur dan tidak terorganisir. Dalam beberapa hari Frei Korps, suatu pasukan kontra-revolusioner, telah memasuki Berlin. 

Insureksi yang gagal memberikan kesempatan pada kaum kanan untuk mengisolasi kaum revolusioner dan menjalankan ofensif.Luxemburg saat itu menentang semua seruan insureksi namun kini tak ada jalan lain selain bertempur. Namun sama halnya saat Spartakis tidak memiliki disiplin, jumlah, dan organisasi yang diperlukan untuk mencegah pemberontakan prematur, mereka juga tidak memiliki kapasitas untuk memimpin massa 

Berlin yang tak terorganisir untuk mundur. Terror putih berkobar tanpa ampun. Pers memberitakan dinding-dinding yang berlumuran darah dan otak buruh yang mati ditembak. 15 Januari, Luxemburg dan Liebknecht, para pimpinan kiri revolusioner yang paling memiliki keahlian ditangkap dan dibunuh.Akhir Januari 1919, rezim lama telah merebut kembali kontrol atas seksi-seksi militer, menstabilisasikan pemerintahan, dan menorehkan kerusakan serius pada kiri revolusioner. Hal ini memberi mereka kesempatan untuk menggelar pemilu Majelis Nasional, yang kemudian dimenangkan SPD. 

Juli 1917, Kaum Bolshevik di Rusia menghadapi dilema yang sama. Kaum buruh Petrograd menuntut insureksi namun hanya ada sedikit kemungkinan bahwa suatu pemerintahan buruh bisa bertahan, saat terisolasi dari seluruh penjuru Rusia - Revolusi Buruh Dunia di Jerman. Namun kaum Bolshevik memiliki otoritas di antara kaum buruh paling militan yang sudah dimatangkan sejak perlawanan 1905, serta juga memiliki basis massa di kelas buruh yang memungkinkan mereka mengoordinir gerakan mundur yang penuh disiplin. 

Karena Lenin telah membangun suatu partai yang mampu bergerak secara terpadu dan memiliki lapisan luas kaum revolusioner yang berpengalaman, kelas buruh dan kaum Bolshevik bangkit dari Hari-Hari Juli dengan menanggung serangan bertubi-tubi namun tetap utuh. Sedangkan Partai Komunis Jerman yang kecil, yang tidak punya keunggulan-keunggulan demikian, tidak mampu mengendalikan berbagai peristiwa yang terjadi.Dalam beberapa bulan berikutnya, Frei Korps menghancurkan dewan-dewan buruh di Ruhr, Jerman Pusat, dan Bavaria.Akhirnya barisan Frei Korps yang menyerbu seluruh penjuru Jerman dan menggilas dewan-dewan buruh membuat mereka kehilangan dukungan dari kaum buruh.

Kudeta Kapp
13 Maret 1920, pasukan dengan persenjataan berat yang dipimpin oleh Jenderal Kapp bergerak menuju Berlin dan menyatakan penggulingan pemerintah. Jenderal-jenderal sayap kanan sudah merasa bahwa pemerintahan SPD tidak berguna lagi. Di mata mereka, kegunaan kaum sosial demokrat—untuk mengelakkan revolusi komunis - sudah selesai dijalankan. 

Meskipun beberapa pimpinan SPD dengan seketika melarikan diri dari Berlin, beberapa diantaranya tetap tinggal, dan menyerukan pemogokan massa melawan kudeta. Pemogokan massa menjalar bagaikan belukar kering tersulut di musim panas dan membakar seluru sabana, dan seluruh penjuru Jerman mogok. Namun kudeta tentu saja tidak bisa dikalahkan oleh sekedar aksi pemogokan "damai" belaka. Mulai dari Ruhr, Tentara Merah mulai terbentuk. Di seluruh Jerman, buruh bersenjata mengambil kendali, menutup pers sayap kanan yang mensponsori kudeta, dan memerangi unit-unit pasukan reaksioner yang mendukung Kapp. 

Dihadapkan dengan kesatuan serbuan simultan oleh hampir seluruh kelas buruh Jerman, Kapp akhirnya kabur melarikan diri.Buruh-buruh berada dalam posisi dimana mereka mampu menghancurkan semua sisa rezim lama. Namun sekali lagi, para pimpinan SPD membuktikan bahwa mereka lebih takut terhadap kaum kiri daripada kaum kanan. Alih-alih menghancurkan kekuasaan kaum Jenderal mereka malah menghimpun upaya untuk menggulung gerakan pemogokan dan menggilas Tentara Merah. Namun pemerintah berhadapan dengan satu permasalahan. 

Semua pernyataan yang mereka buat yang mendesak kaum buruh untuk percaya pada loyalitas militer telah terbukti tidak berdasar. Selanjutnya puluhan ribu pendukung SPD yang bersama-sama kaum Komunis berjuang melawan Kapp, malah diajari untuk mencaci-maki. Namun kaum buruh yang bangkit dari ofensif masif melawan kaum kanan ini tidak mendapatkan capaian jelas sama sekali. 

Meskipun KPD melancarkan serangan-serangan verbal sengit terhadap pemerintahan, mereka tidak paham bagaimana menyikapi krisis ini. Para pimpinannya di Jerman malah menentang seruan untuk mempersenjatai buruh demi melawan kudeta. Selain takut atas bahaya terulangnya pembantaian Januari 1919, mereka juga kekurangan hubungan organis dengan kelas buruh yang bisa memberikan tanda bahwa sekarang waktunya massa buruh untuk bertempur.

Aksi Maret
Awal 1921, KPD telah memiliki keanggotaan sekitar setengah juta. Dengan ini akhirnya terdapat suatu partai revolusioner yang besar di jerman dengan anggota-anggotanya yang disuntik oleh kepercayaan diri baru yang sadar bahwa buruh bisa merebut kekuasaan negara. Dalam kesempatan-kesempatan awal mereka menyerukan suatu pemogokan massa dan mendorong buruh untuk mempersenjatai diri. 

"Mereka yang tidak bersama kami berarti melawan kami" kata koran Komunis, Rote Fahne (bahasa Jerman untuk bendera merah) –namun massa buruh yang non-komunis tidak merespon. Hal ini membuat KPD frustasi. Beberapa buruh komunis merebut dan menduduki pabrik-pabrik dan pelabuhan. Buruh-buruh yang non-komunis yang tidak mengikuti panggilan mogok dicap sebagai Scabs (buruh tidak terampil yang sering digunakan majikan untuk menggantikan buruh asli saat ada pemogokan). 

Akibatnya hal ini mengasingkan buruh komunis dengan massa yang berbulan-bulan sebelumnya sama-sama bertempur bahu-membahu. Pemerintah akhirnya mendapat senjata berupa "bukti" bahwa kaum komunis merupakan pengacau dan ini digunakan untuk meluncurkan ofensif kontra-revolusi. Ratusan militan komunis dipenjara dan korannya diberangus. Keanggotaan KPD turun dengan tajam.Suatu organisasi revolusioner massa baru saja melakukan kesalahan-kesalahan fatal dan kesalahan penilaian sama ketika ia masih kecil seperti bertahun-tahun sebelumnya. 

Meskipun mereka sekarang memiliki basis massa, KPD tidak memiliki kohesi yang hanya muncul dari bertahun-tahun perjuangan bersama melawan negara dan melawan reformisme. Militan-militan KPD tidak berpengalaman dan para pimpinannya tidak meyakinkan—kadang mereka bersikap terlalu defensif kadang mereka malah maju bertempur tanpa partisipasi kelas buruh. 

Nasehat dari Rusia yang didasari kurangnya informasi diikuti dengan membabi buta karena para pimpinan KPD akan mendengarkan siapapun yang memiliki otoritas dan wibawa yang tidak dimilikinya. Sadar akan kegagalannya dalam Kudeta Kapp, KPD bertekad tidak akan tertinggal di belakang kaum buruh. Akhirnya mereka malah membuat kesalahan fatal lagi dan hampir menghancurkan dirinya sendiri.

1923 – Krisis Sosial Demokrasi
Tahun 1923 suatu krisis yang menyebabkan inflasi menerpa Jerman. Akhir musim panas, harga-harga berlipat ganda tiap dua jam. Frustasi dan ingin menghindari kelaparan kaum buruh terpaksa melancarkan aksi industrial. Sebaliknya, sayap kanan juga melancakan ofensif baik terhadap buruh maupun pasukan Prancis yang menduduki Ruhr. Dihadapan kekecewaan yang semakin tinggi terhadap SPD, kaum komunis membuktikan kemampuan mereka sebagai pejuang terbaik untuk reforma dan kenaikan upah yang sangat dibutuhkan. 

Serangan-serangan paramiliter dari kaum kanan juga berarti bahwa ada peluang-peluang untuk suatu kesatuan aksi dengan kaum buruh non-komunis. Ini kemudian muncul tidak hanya dalam bentuk aksi industrial namun juga pembentukan "Ratusan Proletar"—laskar-laskar buruh bersenjata untuk memerangi kaum fasis. Jumlah keanggotaan KPD tumbuh sekali lagi mencapai 200.000 orang dengan pengaruh yang tidak sekedar berlaku di keanggotaan saja. Dari Mei ke Juli suatu gelombang pemogokan massa mendorong pemerintah resmi untuk menulis: "Suatu semangan revolusioner dan aktivisme tengah bangkit di antara massa yang dulunya tenang dan diam…hanya perlu suatu rangsangan kecil untuk meledakkan semuanya."Selama berbulan-bulan KPD gagal menyadari perubahan semangat tersebut. 

Atusan ribu buruh sosial demokrat kini memandang KPD sebagai pimpinannya. Namun KPD belum bergerak, sampai kaum buruh percetakan mengobarkan pemogokan, barulah para pimpinan KPD menyadari skala penuh perubahan yang terjadi. Buruh-buruh percetakan yang bertanggungjawab dalam mencetak aliran uang yang dibutuhkan untuk mengejar inflasi yang terus meroket. Saat kerja cetak itu berhenti maka seluruh ekonomi terancam ambruk. 

Menjelang Oktober, revolusi sudah menjelang. Jutaan buruh jelas-jelas mendukung kaum Komunis, ribuan "Ratusan Proletar' siap untuk membentuk basis Tentara Merah. Rencana-rencana pemogokan massa sudah dirumuskan dimana melalui itu insureksi bisa diluncurkan. Sayangnya di menit-menit terakhir, KPD berubah pikiran dan membatalkan insureksi. Meskipun KPD sudah berukuran besar namun mereka tidak mampu mengambil langkah pamungkas untuk memimpin perjuangan merebut kekuasaan. Para pimpinannya terpaku ketakutan dan khawatir akan mengulangi kesalahan-kesalahan Aksi Maret.Partai Bolshevik sebelumnya juga sempat mengalami kebimbangan dalam hal insureksi. 

Namun mereka berhasil memecahkan permasalahan tersebut karena partai Bolshevik dibangun melalui perjuangan kaum buruh Rusia selama lebih dari 12 tahun dan para pimpinannya memiliki kepercayaan diri dan penilaian untuk memahami kapan mereka punya dukungan dari kelas buruh - Sejarah Revolusi Buruh Dunia di Jerman. KPD sudah berupaya untuk membangun suatu partai revolusioner di tengah panas bara pertempuran, yang artinya mereka belum cukup tergembleng dan terbajakan untuk mengambil peran kepemimpinan yang menentukan. 

Banyaknya kesalahan fatal yang dibuatnya selama periode revolusioner di Jerman pada akhirnya bisa dilacak balik pada fakta tersebut.Seorang revolusioner Prancis, St. Just, mengatakan bahwa "mereka yang setengah-setengah dalam menjalankan revolusi hanya akan menggali kuburnya sendiri." Tak berapa lama setelah kaum Komunis membatalkan insureksi 1923, kekuasaan kaum borjuis akhirnya kembali ditegakkan. Tahun 1933 Hitler meraih kekuasaan, dan mengibarkan simbol swastika yang pertama kali ditunjukkan oleh Frei Korps pada 1919. 

Revolusi Rusia, yang terisolasi, akhirnya takluk pada kontra-revolusi Stalinis. Kapitalisme dunia dengan semua barbarismenya bertahan hidup. Kaum sosialis hari ini, perlu memetik pelajaran-pelajaran penting dari revolusi Jerman untuk agar paham tugas-tugas yang harus diemban dalam situasi serupa yang kemungkinan muncul kembali di masa depan.

Referensi
Bab IV dari pamflet "Workers Revolutions of The 20th Century – A Socialist Alternative Pamphlet. Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan dipublikasikan ulang melalui Bumi Rakyat, bumirakyat.wordpress.com.

Sejarah Singkat Rusia tahun 1613-1725

Sejarah Singkat Rusia tahun 1613-1725 - Daerah asal bangsa Rusia tidak pasti, tetapi secara umum ada Kesepakatan bahwa bangsa pertama yang masuk ke Rusia datang dari Barat. Mereka terus bergerak ke arah utara hingga mencapai Rusia Eropa dan terus bergerak ke timur melalui pegunungan Ural sampai ke dataran rendah yang sangat luas yang terbentang dari Laut Baltik dan Laut Hitam hingga samudra Pasifik berada di bawah kekuasaannya.

Pergerakan bangsa Rusia memasuki Siberia terjadi pada abad pertengahan. Petualangan, perniagaan, kondisi penindasan kehidupan di Eropa, dan sering kali disebabkan oleh keinginan menghindar sejauh mungkin dari jangkauan hukum memacu mereka untuk bergerak ke Timur. Selain itu karena mereka sangat ingin berburu binatang berbulu halus yang istilahnya "Golden Flees". Hal ini menjadi penyebab dan pemicu ekspansi Amerika dan Rusia.

Dorongan Rusia untuk berekspansi itu menuju batas-batas alamiah yang berupa gunung-gunung, padang-padang pasir, dan laut-laut yang melingkari dataran Eurasia di bagian Selatan dan dibatasi oleh sungai-sungai besar yang alirannya menuju sejajar dengan perbatasan ini.

1) Sejarah rusia menyerang jepang 
2) Sejarah rusia kuno 
3) Sejarah uni soviet 
4) Uni soviet 
5) Berita terbaru rusia 
6) Sistem pemerintahan rusia 
7) Sejarah bahasa rusia

Mula-mula Ekspansi Rusia ke Timur hanya melibatkan pemerintah pusat, karena pemerintah yang bertindak sebagai pedagang kulit binatang berbulu halus (fur). Tetapi baik pemerintah pusat maupun penduduk lokal tidak dapat dikatakan sudah berinisiatif untuk bergerak ke Timur.

Dengan menggunakan ujung tombak orang-orang senacam Yermak Timofeevich, penakluk kota Tartar dari Siberia danwilayah Tobolsk pada awal tahun 1580, petualang-petualang Rusia menembus wilayah Timur bahkan lebih jauh. Menjelang tahun 1649 mereka mencapai pesisir Pasifik di pantai Okhotsk. Keganasan iklim Siberia menantang beberapa orang untuk mencari rute lebih ke Selatan. Tetapi perlawanan sengit dari sebagaian suku-suku bangsa asia memacu mereka untuk maju teruske Timur.

Pada tahun 1628, di usia 10 tahun Peter I atau yang lebih dikenal sebagai Peter Agung menjadi Tsar Rusia bersama saudara tirinya Ivan V. Sedangkan saudara tirinya yang lain, Shopia Alekseyevna memerintah sebagai wali. Pada tahun 1689, Peter mengambil alih kekuasaan secara menyeluruh karena Ivan dianggap lamban dan ini membuat Peter frustasi. Pada awal pemerintahannya, Rusia adalah negara yang terbelakang dibanding negara-negara Eropa Barat. Ambisi Peter adalah menjadikan Rusia sebagai sebuah kekuatan besar di Eropa.

Rusia memiliki wilayah yang luas dan berpotensi menjadi makmur. Para penjelajah Rusia telah mendesak sampai ke timur, ke Siberia. Pertambangan di pegunungan Ural telah dibuka dan menghasilkan berbagai sumber daya alam baru. Peter ingin mengalihkan pandangan Rusia dari Timur ke Barat, Termasuk mengurangi kekuasaan para Boyar (Bangsawan). Para Boyar merupakan kelas penguasa Rusia yang diwariskan turun-temurun sejak abad ke-10, dan mereka ingin memelihara tradisi itu serta memperkuat kepentingannya sendiri.

Peter sadar bahwa Rusia akan tetap terkucilkan jika tidak bisa memperoleh jalur ke Barat. Tetapi jalur Barat yang melalui Laut Baltik dikuasai oleh Swedia, dan jika melalui Laut Hitam dikuasai oleh Ottoman. Namun Rusia tidak memiliki peabuhan, kecuali Archangelsk di ujung Utara yang membeku pada musim dingin. Untuk memperoleh pelabuhan laut hangat, Peter bergerak menaklukkan wilayah pantai. 

Ia merebut Azov di laut hitam dari tangan orang-orang Ottoman (Namun kemudian darah tersebut terlepas). Pada tahun 1700, Peter menyerang Swedia dan berhasil mengalahkan Charles XII di Poltava, Ukraina. Dalam perjanjian damai yang mereka buat, Peter memperoleh Estonia dan Livonia. Kemenangan ini memberikan pijakan yang diperlukan Peter di pantai Baltik.

Peter memusatkan pemerintahan Gereja Ortodoks agar berada di bawah kekuasaan negara. Ia juga mengubah peranan kaum bangsawan dan menuntut mereka agar mengabdi kepadanya. Pada tahun 1697, Peter memulai perjalanan selama 18 bulan ke Eropa Barat, khususnya Belanda dan Inggris, untuk mempelajari cara pandang dan keterampilan di Barat. 

Ketika Peter Agung mengunjungi Inggris, Tidak banyak yang tahu bahwa Ia adalah Tsar Rusia. Ketika bepergian Ia juga menyamar sebagai warga biasa dan mengunjungi pabrik, rumah sakit, tempat perawatan orang miskin dan museum. Untuk mempelajari seni membuat kapal, Peter juga bekerja sebagai tukang kayu di berbagai galangan kapal di Eropa. Ia lalu menyewa ratusan pengrajin dan teknisi untuk mengajarkan keterampilan mereka kepada bangsa Rusia.

Ketika kembali ke Rusia, Peter menciptakan layanan baru bagi masyarakat berdasarkan model Eropa. Ia mendorong penghuni istana untuk berpakaian dan bersikap seperti orang Barat - Sejarah Rusia. Ia juga mendirikan pabrik., terusan, jalan, dan membangun industri baru. Ia memperbaiki tentaranya dan membangun angkatan laut, serta mendirikan St. Peterburgs sebagai ibu kota baru.

Peter sangat berantusias, Ia juga dapat bersikap keras dan kejam. Dibawah pimpinannya, para petani dan budak Rusia tetap hidup dalam kemiskinan. Banyak di antara mereka mati kelaparan ditengah musim dingin yang panjang. Perilaku inilah yang menyebabkan Ia kehilangan dukungan. Peter wafat pada Tahun 1725. Walaupun demikian, Peter telah memulai proses yang di kemudian hari akan menjadikan Rusia sebagai salah satu negara adidaya di dunia modern.

DAFTAR PUSTAKA
2009. Ensiklopedia Sejarah dan Budaya, Sejarah Dunia 3. Jakarta : Lentera Abadi.

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/04/ekspansi_rusia_ke_timur.pdf

Sejarah Singkat Kehidupan Ir. Soekarno

Sejarah Kehidupan Ir. Soekarno - Ir. Soekarno (1901–1970) adalah presiden Republik Indonesia (RI) pertama dan pah-lawan proklamator. Beliau menjadi presiden RI sejak tahun 1945 sampai 1967. Ir. Soekarno dikenal pandai berpidato dan menguasai beberapa bahasa asing, sehingga dijuluki sebagai "Singa Podium". Ir. Soekarno lahir di Surabaya, Jawa Timur, pada 6 Juni 1901. 

Jenjang pendidikannya dimulai dari Indische School (IS) di Tulungagung. Setelah lulus melanjutkan pendidikannya di Europesche Lagene School (ELS) Mojokerto, Jawa Timur; Hogene Burger School (HBS) Surabaya; dan Technische Hogere School (THS), sekarang menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB), di Bandung, Jawa Barat, dan memperoleh gelar Insinyur.

Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). 

Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda, memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Saat dipenjara, Soekarno mengandalkan hidupnya dari sang istri. Seluruh kebutuhan hidup dipasok oleh Inggit yang dibantu oleh kakak kandung Soekarno, Sukarmini atau yang lebih dikenal sebagai Ibu Wardoyo. 

Dia dikategorikan sebagai tahanan yang berbahaya. Bahkan untuk mengisolasi Soekarno agar tidak mendapat informasi dari luar, dia digabungkan dengan para tahanan 'elite'. Kelompok tahanan ini sebagian besar terdiri dari orang Belanda yang terlibat korupsi, penyelewengan, atau penggelapan. Tentu saja, obrolan dengan mereka tidak nyambung dengan Bung Karno muda yang sedang bersemangat membahas perjuangan kemerdekaan. Paling banter yang dibicarakan adalah soal makanan, cuaca, dan hal-hal yang tidak penting. Beberapa bulan pertama menjadi tahanan di Sukamiskin, komunikasi Bung Karno dengan rekan-rekan seperjuangannya.

Hal itu terjadi saat pihak penjara membolehkan Soekarno menerima kiriman makanan dan telur dari luar. Telur yang merupakan barang dagangan Inggit itu selalu diperiksa ketat oleh sipir sebelum diterima Bung Karno. Seperti yang dituturkan Ibu Wardoyo yang dikutip dalam buku 'Bung Karno Masa Muda' terbitan Pustaka Antarkota tahun 1978, telur menjadi alat komunikasi untuk mengabarkan keadaan di luar penjara. Caranya, bila Inggit mengirim telur asin, artinya di luar ada kabar buruk yang menimpa rekan-rekan Bung Karno. Namun dia hanya bisa menduga-duga saja kabar buruk tersebut, karena Inggit tidak bisa menjelaskan secara detail.

Seiring berjalannya waktu, Soekarno dan Inggit kemudian menemukan cara yang lebih canggih untuk mengelabui Belanda. Medianya masih sama, telur. Namun, telur tersebut telah ditusuk-tusuk dengan jarum halus dan pesan lebih detail mengenai kabar buruk itu dapat dipahami Bung Karno. Satu tusukan di telur berarti semua kabar baik, dua tusukan artinya seorang teman ditangkap, dan tiga tusukan berarti ada penyergapan besar-besaran terhadap para aktivispergerakan 

Selama menjalani masa hukuman dari Desember 1929 hingga dibebaskan pada tanggal 31 Desember 1931, Soekarno tidak pernah dijenguk oleh kedua orangtuanya yang berada Blitar. Menurut Ibu Wardoyo, orang tua mereka Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai tidak sanggup melihat anak yang mereka banggakan itu berada di tempat hina yakni penjara dan dalam posisi yang tidak berdaya.

Apalagi, saat di Sukamiskin, menurut Ibu Wardoyo, kondisi Soekarno demikian kurus dan hitam. Namun Bung Karno beralasan, dia sengaja membuat kulitnya menjadi hitam dengan bekerja dan bergerak di bawah terik matahari untuk memanaskan tulang-tulangnya. Sebab di dalam sel tidak ada sinar matahari, lembab, gelap, dan dingin. Delapan bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu.

Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.

Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang disebutnya Pancasila - Sejarah Hidup Ir. Soekarno. Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945 Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama.

Sebelumnya, beliau juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau berupaya mempersatukan nusantara. Bahkan Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955.

Presiden Soekarno semasa hidupnya dikenal memiliki pesona, sehingga dengan mudah menaklukkan wanita-wanita cantik yang diinginkannya. Untuk urusan kriteria ternyata Bung Karno bukanlah sosok pria neko-neko. Perhatian Bung Karno akan mudah tersedot jika melihat wanita sederhana yang berpakaian sopan. Lalu, bagaimana Bung Karno memandang wanita berpenampilan seksi? Pernah di satu kesempatan ketika sedang jalan berdua dengan Fatmawati, Bung Karno bercerita mengenai penilaiannya terhadap wanita. Kala itu Bung Karno benar-benar sedang jatuh hati pada Fatmawati.

"Pada suatu sore ketika kami sedang berjalan-jalan berdua, Fatmawati bertanya padaku tentang jenis perempuan yang kusukai," ujar Soekaro dalam buku 'Bung Karno Masa Muda' terbitan Pustaka Antar Kota. Sesaat Bung Karno memandang sosok Fatmawati yang saat itu berpakaian sederhana dan sopan. Perasaan Bung Karno benar-benar bergejolak, dia sedikit terkejut mendengar pertanyaan itu. "Aku memandang kepada gadis desa ini yang berpakaian baju kurung merah dan berkerudung kuning diselubungkan dengan sopan. Kukatakan padanya, aku menyukai perempuan dengan keasliannya, bukan wanita modern yang pakai rok pendek, baju ketat dan gincu bibir yang menyilaukan," kata Soekarno.

"Saya lebih menyukai wanita kolot yang setia menjaga suaminya dan senatiasa mengambilkan alas kakinya. Saya tidak menyukai wanita Amerika dari generasi baru, yang saya dengar menyuruh suaminya mencuci piring," tambahnya. Mungkin saat itu Fatmawati begitu terpesona mendengar jawaban Soekarno yang lugas. Sampai pada akhirnya jodoh mempertemukan keduanya. Soekarno menikah dengan Fatmawati pada tahun 1943, dan dikarunia 5 anak yakni Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh. "Saya menyukai perempuan yang merasa bahagia dengan anak banyak. Saya sangat mencintai anak-anak,"katanya. 

Menurut pengakuan Ibu Fatmawati, dia dan Bung Karno tidak pernah merayakan ulang tahun perkawinan, Jangankan kawin perak atau kawin emas, ulang tahun pernikahan ke-1, ke-2 atau ke-3 saja tidak pernah. Sebabnya tak lain karena keduanya tidak pernah ingat kapan menikah. Ini bisa dimaklumi karena saat berlangsungnya pernikahan, zaman sedang dibalut perang. Saat itu Perang Dunia II sedang berkecamuk dan Jepang baru datang untuk menjajah Indonesia.

"Kami tidak pernah merayakan kawin perak atau kawin emas. Sebab kami anggap itu soal remeh, sedangkan kami selalu dihadapkan pada persoalan-persoalan besar yang hebat dan dahsyat," begitu cerita Ibu Fatmawati di buku Bung Karno Masa Muda.

Kehidupan pernikahan Bung Karno dan Fatmawati memang penuh dengan gejolak perjuangan. Dua tahun setelah keduanya menikah, Indonesia mencapai kemerdekaan. Tetapi ini belum selesai, justru saat itu perjuangan fisik mencapai puncaknya. Bung Karno pastinya terlibat dalam setiap momen-momen penting perjuangan bangsa. Pasangan ini melahirkan putra pertamanya yaitu Guntur Soekarnoputra. Guntur lahir pada saat Bung Karno sudah berusia 42 tahun. Berikutnya lahir Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh. Putra-putri Bung Karno dikenal memiliki bakat kesenian tinggi. Hal itu tak aneh mengingat Bung Karno adalah sosok pengagum karya seni, sementara Ibu Fatmawati sangat pandai menari.

Sejak kecil, Soekarno sangat menyukai cerita wayang. Dia hapal banyak cerita wayang sejak kecil. Saat masih bersekolah di Surabaya, Soekarno rela begadang jika ada pertunjukan wayang semalam suntuk. Dia pun senang menggambar wayang di batu tulisnya. Saat ditahan dalam penjara Banceuy pun kisah-kisah wayanglah yang memberi kekuatan pada Soekarno. Terinspirasi dari Gatot Kaca, Soekarno yakin kebenaran akan menang, walau harus kalah dulu berkali-kali. Dia yakin suatu saat penjajah Belanda akan kalah oleh perjuangan rakyat Indonesia.

"Pertunjukan wayang di dalam sel itu tidak hanya menyenangkan dan menghiburku. Dia juga menenangkan perasaan dan memberi kekuatan pada diriku. Bayangan-bayangan hitam di kepalaku menguap bagai kabut dan aku bisa tidur nyenyak dengan penegasan atas keyakinanku. Bahwa yang baik akan menang atas yang jahat," ujar Soekarno dalam biografinya yang ditulis Cindy Adams "Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia yang diterbitkan Yayasan Bung Karno tahun 2007.

Soekarno tidak hanya mencintai budaya Jawa. Dia juga mengagumi tari-tarian dari seantero negeri. Soekarno juga begitu takjub akan tarian selamat datang yang dilakukan oleh penduduk Papua. Karena kecintaan Soekarno pada seni dan budaya, Istana Negara penuh dengan aneka lukisan, patung dan benda-benda seni lainnya. Setiap pergi ke daerah, Soekarno selalu mencari sesuatu yang unik dari daerah tersebut. Dia menghargai setiap seniman, budayawan hingga penabuh gamelan.

Sejarah Kehidupan Ir. Soekarno
Foto: Ir. Soekarno/cukupsatukata.wordpress.com

Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat yang menyebabkan penolakan MPR atas pertanggungjawabannya - Sejarah Singkat Ir. Soekarno. Sebaliknya MPR mengangkat Soeharto sebagai Pejabat Presiden. Saat-saat diasingkan di Istana Bogor selepas G-30S/PKI, Soekarno membunuh waktunya dengan mengiventarisir musik-musik keroncong yang dulu populer tahun 1930an dan kemudian menghilang. 

Atas kerja kerasnya dan beberapa seniman keroncong, Soekarno berhasil menyelamatkan beberapa karya keroncong. Setlah itu Kesehatannya terus memburuk, yang pada hari Minggu, 21 Juni 1970 ia meninggal dunia di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jatim di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah menganugerahkannya sebagai "Pahlawan Proklamasi".

DAFTAR PUSTAKA

Sri Sudarmi, Waluyo. Galeri pengetahuan sosial terpadu2: SMP/MTs Kelas VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/01/biografi-presiden-soekarno.html